watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

perawanku hilang dalam 2 hari

Perkenalkan nama panggilanku Maya. Aku baru
berusia 18 tahun (SMA kelas III). Tinggiku
lumayan sekitar 168 cm dan warna kulitku
kuning bersih. Rambutku pendek sebahu, dan
dadaku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
juga. Sangat proporsional antara tinggi dan berat
badanku. Kata orang-orang aku sangat cocok
untuk seorang model. Dan aku belum
mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4
bersaudara dan semua perempuan. Kakak-
kakakku semua sudah mempunyai pacar, kecuali
adikku yang paling kecil kelas dua SMP.
Pengalaman ini terjadi sekitar awal bulan Februari
tahun 2001. Pengalaman ini tidak kukarang
sendiri tapi berdasarkan cerita asli yang kualami
di tahun 2001 ini. Ceritanya begini. Bermula saat
aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut
saja namanya Muki. Orangnya tampan, tinggi
sekitar 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya
sesuai dengan pria idamanku. Perbedaan umur
kami sekitar 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari
universitas swasta terkenal di Jakarta. Kami
kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan
acara untuk perpisahan kelas III di SMA-ku.
SMAku di kawasan Jakarta Barat. Dan pada saat
itu Muki sedang menemani adiknya yang
kebetulan panitia perpisahan SMA kami. Pada
saat itu Muki hanya melihat-lihat persiapan kami
dan duduk di ruangan sebelah.
Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama
kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat
kenalan tersebut kami sempat menukar nomor
telepon rumah. Kira -kira tiga hari kemudian,
Muki menelepon ke rumahku.
“Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Maya, ini
dari Muki.”
“Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku
kira sudah lupa.”
“Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa.
Hmm, May ada acara nggak malam minggu ini.”
Aku sempat kaget Muki mengajakku keluar
malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari
ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku
keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang
idamanku kok.
“Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan
mungkin juga ada,” jawabku.
“Kenapa bisa begitu,” balas Muki.
“Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya
kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku
bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi,”
balasku lagi.
“Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke
rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di
mana alamat rumahmu.”
Kemudian aku memberikan alamat rumahku di
kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Muki tidak
begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran
Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan
waktu bukan jarak.
Tepat hari sabtu sore, Muki datang dengan
kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku.
Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -
ngobrol dan pamitan dengan orang rumah,
akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum
tahu mau menuju ke mana. Di dalam mobil
kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan
tiba-tiba Muki menghentikan mobilnya tepat di
lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta
Barat.
“May, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku
mencium kamu,” bisik Muki mesra.
“Muk, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum
tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu
sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya
pacar.”
“Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti
malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”
“Muk, terus terang semenjak pertama kali
melihat kamu aku langsung tertarik.”
Tiba-tiba tangan Muki memegang tanganku dan
meremasnya kuat -kuat.”Aku juga May, begitu
melihat kamu langsung tertarik.”
Dan Muki menarik tanganku hingga badanku ikut
tertarik, lalu Muki memelukku erat-erat dan
mencium rambutku hingga telingaku. Aku
merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Muki
sudah ada di depan mataku. Dan pelan-pelan
Muki mencium bibirku. Pertama-tama, sempat
kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium
seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi,
aku yang langsung menarik badan Muki dan
mencium bibirnya. Ciuman Muki sepertinya
sudah ahli sekali dan membuatku begitu
bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa
nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan
tangan Muki mulai meraba sekitar dadaku.
“Jangan Muk, aku tidak mau secepat ini, lagi pula
kita melakukannya di depan jalan, aku malu
Muk,” jawabku.
Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Muki
karena aku sudah mengidam-idamkan dan
sudah membayangkan apa yang akan terjadi
berikutnya.
“May, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang
masih jam setengah delapan dan film masih ada
kok.”
Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami
mencari tempat posisi yang paling bawah. Muki
sepertinya sudah sangat pengalaman dalam
memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar,
Muki langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah
kami saling beradu dan aku membiarkan tangan
Muki meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih
ditutupi dengan baju.
Tiba-tiba Muki membisikkan sesuatu di telingaku,
“May, kamu membuat nafsuku naik.”
“Aku juga Muk,” balasku manja.
Dan Muki menarik tanganku dan mengarahkan
tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku.
Ternyata diluar dugaanku, penis Muki sudah
sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-
nyiakan kesempatan yang pertama kali ini.
“Teruskan may, remas yang kuat dan lebih kuat
lagi.” Tak lama kemudian, tangan Muki sudah
berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku
memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak
terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku
memakai BH yang dibuka dari depan.
Akhirnya tangan Muki berhasil meremas susuku
yang baru pertama kali ini dipegang oleh
seseorang yang baru kukenal. Muki
meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-
kali Muki memegang puting susuku yang sudah
keras. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Dan
tanpa sengaja aku pun sudah membuka
reitsleting celananya, yang pada saat itu
memakai celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi,
tanganku dibimbing Muki untuk memasuki
celana dalam yang dipakainya. Dan sesaat
kemudian aku sudah meremas-remas penis
Muki yang sangat besar. Kami saling menikmati
keadaan di bioskop waktu itu. “Teruskan Muk,
aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami
tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami
keluar dengan perasaan kecewa.
“Kita langsung pulang ya May sudah malam,”
pinta Muki.
“Muk, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian
biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan
pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih
jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku
mesra.
Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang
apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam
bioskop. Namun rasanya tidak enak bila
kukatakan pada Muki. Mudah-mudahan Muki
mengerti apa yang kuinginkan.
“Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil
ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,”
balas Muki dengan nada gembira.
Sampai di senayan, Muki memarkirkan mobilnya
tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil
lainnya. Dan setelah Muki menghentikan
mobilnya, tiba-tiba Muki langsung menarik
wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya
Muki begitu bernafsu melihat bibirku.
Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu.
Kami saling melumat bibir dan permainan lidah
yang kami lakukan membuat gairah kami tidak
terbendung lagi.
Tiba-tiba Muki melepaskan ciumannya. “May,
aku ingin mencium susumu, bolehkan..” Tanpa
berkata sedikit pun aku membuka kancing
kemejaku dan membuka kaitan BH yang
kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang
mekar -mekarnya dan aku membiarkannya
terpandang sangat luas di depan mata Muki. Dan
kulihat Muki begitu memperhatikan bentuk
bulatan yang ada di depan matanya. Memang
susuku belum begitu tumbuh secara
keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi
untuk dicium oleh seorang lelaki.
“May, apa ini baru pertama kali ada yang
memegang yang menciumi susumu,” bisik
Muki.
“Iya, Muk, baru kamu yang pertama kali, aku
memberikan ke orang yang benar -benar aku
inginkan,” balasku manja.
Tak lama kemudian, Muki dengan lembutnya
menciumi susuku dan memainkan lidahnya di
seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh
enak sekali rasanya. Inilah waktu yang
tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung
naik pada saat itu.
“Jangan berhenti Muk, teruskan ya… aku enak
sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Muki untuk
membuka reitsleting celananya. Dan aku
membukanya. Kemudian Muki mengajak pindah
tempat duduk dan kami pun pindah di tempat
duduk belakang. Sepertinya di belakang kami
bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju
kemejaku sudah dilepas oleh Muki dan yang
tertinggal hanya BH yang masih menggantung
di lenganku. Reitsleting celana Muki sudah
terbuka dan tiba-tiba Muki menurunkan
celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam
celana dalam Muki. Dan Muki menurunkan celana
dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Muki yang
besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya
tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku
tidak melepaskan kesempatan tersebut. Muki
masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Muki
menggigit puting susuku.
“Muk, teruskan ya… jilat aja Muk, sesukamu..”
desahku tak karuan.
Sementara aku masih terus memegang penis
Muki. Dan sepertinya Muki makin bernafsu
dengan permainan seksnya. Akhirnya Muki
sudah tidak tahan lagi.
“May, kamu isap punyaku ya… mau nggak?”
“Isap bagaimana..”
“Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”
Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena
penasaran apa yang dimaui Muki, maka aku
menurut saja apa permintaannya. Dan Muki
merubah posisi duduknya, Muki menurunkan
kepalaku hingga aku berhadapan langsung
dengan kepunyaan Muki.
“Muk, besar sekali punyamu.”
“Langsung aja may, aku sudah tidak tahan..”
Aku langsung mengulum pelan-pelan
kepunyaan Muki. Inilah pertama kali aku melihat,
memegang dan mengisap dalam satu waktu.
Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku
kepunyaan Muki. Sekali-kali kujilati dengan
lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap
buah kepunyaan Muki. Aku memang menikmati
yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke
bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala
penis kepunyaan Muki aku jilatin terus. Ah…
benar-benar nikmat.
Sekitar lima menit aku menikmati permainan
punya Muki, tiba-tiba, Muki menahan kepalaku
dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus
May, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku
sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama setelah
itu, Muki mengerang keenakan dan tanpa sadar,
keluar cairan berwarna putih dari penis Muki.
Apakah ini yang namanya sperma, pikirku.
Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa
melepaskan penis Muki dari mulutku, aku terus
mengisap dan menyedot sperma yang keluar
dari penis Muki. Ah… rasa dan aromanya
membuatku ingin terus menikmati yang
namanya sperma. Aku pun tidak bisa
melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Muki.
Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya
bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan
yang keluar tertelan di mulutku. Dan Muki
kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan
tangannya dari kepalaku.
“May, aku sudah keluar, banyak ya..”
“Banyak sekali Muk, aku tidak sanggup untuk
menelan semuanya, karena aku belum biasa.”
“Tidak apa-apa May..”
Kemudian Muki mengambil cairan yang
terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke
susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Muki.
Dan Muki mengelus-elus susuku. Akhirnya jam
sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh
Muki tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena
besoknya kami berjanji akan ketemu lagi.
Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali
tidur. Karena pengalamanku yang pertama
membuatku penasaran, entah apa yang akan
kulakukan lagi bersama Muki esoknya.Dan,
malam itu aku masih teringat akan penis Muki
yang besar dan aroma sperma serta ingin
rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-
cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu.
Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia
perpisahan, aku akhirnya bisa keluar
rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah
ditentukan, Muki menjemputku dan Muki
membawaku ke suatu tempat yang masih
teramat asing buatku.
“Tempat apa ini Muk,” tanyaku.
“May, ini tempat kencan, daripada kita kencan di
mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih
aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.”
“Entahlah Muk, aku masih takut tempat seperti
ini.”
“Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil.
Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.”
Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di
garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu
itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu
menuju ke kamar yang sudah dingin dan
nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan.
Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan
shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk
kapasitas dua orang.
“Maya, kita santai di sini aja ya… mungkin
sampai sore atau kita pulang setelah magrib
nanti, kamu mau..” pinta Muki.
“Aku setuju saja Muk, terserah kamu.”
Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan
Muki membaringkan badanku di tempat tidur.
“May, kamu mau kan melakukannya sekali lagi
untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang
membuatku berpikir malamnya apa yang akan
kami lakukan berikutnya. Muki berdiri di
depanku, dan melepaskan kancing kemejanya
satu persatu, dan membuka celana panjang
yang dipakainya. Terlihat sekali lagi dan sekarang
lebih jelas lagi kepunyaan Muki daripada malam
kemarin. Ternyata kepunyaan Muki lebih besar
dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap
Muki sudah terlihat bugil di depanku. Muki
memelukku erat-erat dan membangunkanku
dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Muki
menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai.
Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH
yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Muki
mengelus susuku yang sudah keras. Dan lama -
kelamaan tangan Muki sudah mencapai
reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan
menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi
berdiri, dan Muki jongkok tepat di depan
vaginaku. Muki memandangku dari arah bawah.
Sambil tangannya memeluk pahaku.
“May, bodi kamu bagus sekali.”
Muki sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang
tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.
“May, seandainya hari ini perawanmu hilang,
kamu bagaimana.”
“Terserah kamu Muk, aku tidak peduli tentang
perawanku, aku ingin menikmati hari ini,
denganmu berdua, dan aku kepengen sekali
melakukannya denganmu..”
Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh
Muki. Kemudian Muki meniduriku yang sudah
tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-
sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara
kami. Muki bebas menciumiku dan aku juga
bebas menciumi Muki. Kami melakukannya
sama-sama dengan nafsu kami yang sangat
besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya
seperti hubungan suami istri. Muki menciumi
seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah.
Begitu bibir Muki sampai di vaginaku yang sudah
sangat basah, terasa olehku Muki membuka
lebar vaginaku dengan jari-jarinya. Ah… nikmat
sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin
kulakukan dari dulu. Ternyata Muki sudah
menjilati klitorisku yang panjang dan lebar.
Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan
tangan Muki sambil meremas susuku dan
memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat
enak sekali. Sepertinya tidak kusia-siakan
kenikmatan ini tiap detik. Muki sekali-kali
memasukan jarinya ke vaginaku dan
memasukkan lidahnya ke vaginaku.
Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa
kutahan lagi, kukatakan pada Muki. “Muk,
masukkan punyamu ke punyaku ya…
masukannya pelan -pelan,” pintaku. Muki lalu
bangkit dari arah bawah. Dan menciumi bibirku.
“May, kamu sudah siap aku masukkan, apa
kamu tidak menyesal nantinya.” “Tidak Muk, aku
tidak menyesal. Aku sudah siap
melakukannya.”Lalu Muki melebarkan kakiku dan
terlihat jelas sekali punya Muki yang sangat besar
sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku.
Vaginaku sudah basah sekali. Dan kubimbing
penis Muki agar tepat masuk di lubang vaginaku.
Pertama-tama memang agak sakit, tapi punyaku
sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang
ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan.
Dengan dorongan pelan dan pelan sekali,
akhirnya punya Muki berhasil masuk ke dalam
lorong kenikmatanku.
“Oh… enak sekali,” jeritku.
Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku
penuh dengan penis besar kepunyaan Muki.
Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat
keras dari penis Muki, membuat hari itu aku
sudah tidak perawan lagi. Muki membisikkan
sesuatu di telingaku, “May, kamu sudah tidak
perawan lagi.”
“Ngga apa-apa Muk, jangan dilepas dulu ya…”
“Terus Muk, goyang lebih kencang, aku enak
sekali..” Dengan posisi aku di bawah, Muki di
atas, kami melakukannya lama sekali. Muki terus
menciumi susuku yang sudah keras, penis Muki
masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak
kenikmatanku yang pertama keluar juga.
“Muki sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku
mau keluar.”
“Keluarin terus May, aku tidak akan melepaskan
punyaku.”
“Muk, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku
keluar Muk, aku keluar.. keluar Muk..enaak sekali,
jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada
saat orgasme yang pertama, Muki langsung
menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa
sekali enaknya.
Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Muki
dan aku masih memeluk badan Muki. Walaupun
udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang
kami keluarkan mengalahkan udara dingin.
“May, aku masih mau lagi, tidak akan
kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam
sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap
punyamu.”
Kemudian kami berubah posisi ke enam
sembilan. Muki bisa sangat jelas mengisap
punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat
besar dan panjang.
“May punyamu lebar sekali.”
“Isap terus Muk, aku ingin mengeluarkan sekali
lagi dan berkali-kali.”
Aku terus mengisap punya Muki sementara Muki
terus menjilati vaginaku dan kami
melakukannyasangat lama sekali. Penis Muki
yang sudah sangat keras sekali membuatku
bernafsu untuk melawannya. Dan permainan
mulut Muki di vaginaku juga membuatku benar-
benar terangsang dan sepertinya saat-saat
seperti ini tidak ingin kuakhiri.
“Muk… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi
honey…”
“Tahan sebentar May, aku juga mau keluar..”
Tiba-tiba Muki langsung merubah posisi. Aku di
bawah dan dia di atas. Dengan cepat Muki
melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Muki ingin
memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali
lagi Muki memasukkan penisnya ke vaginaku.
Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong
kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Muki
yang besar.
“Dorong yang keras Muk, lebih keras lagi,”
desahku. Muki menggoyangan badannya lebih
cepat lagi.
“Iya Muk, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak
sekali, aku mau melakukannya terusmenerus
denganmu..”
“May, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau
keluar…”
“Aku juga Muk, sedikit lagi, kita keluar sama -
sama ya… aaa..”
“May… aku keluar..”
“Aku juga Muk… aaa… aa… terasa Muk, terasa
sekali hangat spermamu..”
“Aduh, May… goyang terus May, punyaku lagi
keluar…”
“Aduh Muk… enak sekali…”
Bibirku langsung menciumi bibir Muki yang lagi
dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami
sama-sama terdiam dan masih dalam
kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai
kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama
mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.
“May… spermaku sekarang ada di dalam
punyamu.”
“Ia Muk…”
Tidak lama kemudian, Muki membersihkan
cairan spermanya di vaginaku.
“May, kalo kamu hamil, aku mau
bertanggungjawab.”
“Iya Muk..” jawabku singkat.
Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar
mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku
mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali
keluar pada saat Muki menjilati vaginaku dan
sekali lagi pada saat Muki memasukkan penisnya
ke vaginaku. Muki pun mengalami hal yang
sama.
Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali
melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami
hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami
sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar
biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu
bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau
dihitunghitung dalam melakukan hubungan
badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan
kalau hanya sekedar diisap oleh Muki hanya 3
kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Muki
sudah 7 kali.
Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari
penginapan. Padahal jika dipikir-pikir, hanya
dalam waktu dua hari saja aku sudah
melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan
sampai sekarang hubunganku dengan Muki
bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk
memuaskan nafsu saja. Dan, baru kali ini aku
bisa merasakan tidur yang sangat pulas
sesampainya di rumah. Besoknya aku harus
sekolah seperti biasa dan tentunya dengan
perasaan senang dan ingin melakukannya
berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku
datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari
2001) ini aku masih dapat. Aku langsung
menelepon Muki sepulang dari sekolah.
“Muk, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.”
“Iya May… syukurlah…”
“Muk, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu
mau Muk..”
Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana
saja. Kadang aku mengisap penis Muki sambil
Muki menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan
setelah cairan sperma Muki keluar yang tentunya
semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu
tangan Muki memainkan vaginaku. Kadang juga
sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir
Muki, tapi aku mengisap kepunyaan Muki
sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit,
Muki sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih
ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap
pertemuan kami berdua selalu saling
mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan
hubungan badan, biasanya kami menyewa
penginapan dari siang sampai sore dan hanya
dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu
sepulang sekolah Muki langsung mengajakku ke
penginapan.


Adult | GO HOME | Exit
1/1212
U-ON

inc Powered by Xtgem.com